« Home | Islam Dihujat » | First post » 

Wednesday, March 15, 2006 

Tersenyumlah

Penulis : Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni
Harga : Rp 37.900 ,00
Seri : Umum
Halaman : 280 halaman


Suatu pagi, seorang Arab Badui ingin ikut shalat Shubuh berjamaah. Ketika itu sang imam membaca surah al-Baqarah, padahal saat itu orang Badui tersebut sedang terburu-buru karena suatu keperluan. Akibatnya, ia tidak dapat memenuhi keperluannya itu. Pada esok harinya, ia kembali ingin mengikuti shalat Shubuh berjamaah. Ketika imam mulai membaca surah al-Fiil, orang Badui tersebut langsung pergi seraya berkata, “Ini pasti lebih lama lagi! Bukankah Al-Fiil (gajah) lebih besar dari al-Baqarah (sapi)?”

***

Diriwayatkan bahwa seseorang pernah mengunjungi orang yang sakit, kemudian ia berkata kepadanya, "Apa penyakitmu ?" Ia menjawab, "Sakit di lutut". Ia berkata lagi, "Saya pernah mendengar satu bait syair yang diucapkan Jarir, tapi saya lupa awal syair tersebut, yang saya ingat adalah bagian akhirnya yang berbunyi, "Dan tidaklah penyakit dua lutut itu ada obatnya". Mendengar perkataannya itu, orang yang sakit itu berkata, "Alangkah baiknya seandainya bagian awal syair itu hilang bersama dirimu"

***

Dari judulnya saja, menggelitik kita untuk mengetahui isi buku setebal 280 halaman ini. Setelah membuka halaman pertama, kita terdorong untuk membuka halaman selanjutnya, dan baru berhenti setelah sampai di halaman terakhir, tanpa lelah, karena asyik membaca sambil tersenyum atau tertawa.

Ya, buku berjudul, Tersenyumlah ini memang patut untuk dibaca. Meskipun buku ini lahir dari Timur Tengah, buku ini jauh dari image yang melekat dari buku terbitan Timur Tengah yang biasanya dicetak apa adanya, tanpa sentuhan seni dan cenderung monoton.

Buku yang diterbitkan Gema Insani Press (GIP) ini, memuat kumpulan humor islami yang sangat bervariasi, mulai dari yang klasik hingga yang lahir pada dekade terakhir. Yang membuat buku ini tambah menarik, humor-humor yang disajikan bukanlah sekadar lelucon murahan, melainkan humor-humor yang cerdas. Bahkan kadang kala untuk bisa tertawa pun, pembaca dituntut untuk mengerutkan kening terlebih dahulu. Karena di balik humor-humor cerdas ini, sarat dengan nilai dan hikmah.

Dalam menulis buku ini, Aidh Al Qarni banyak menggunakan kitab klasik seperti, Akhbaarul Hamqaa wal Mughaffaliin, Akhbaarul Adzkiyaa, Akhbaaruzh Zhuraaf wal Mutamajniin karya Ibnul Jauzy dan banyak lagi kitab-kitab lainnya. Penggunaan kitab-kitab ulama terdahulu sebagai referensinya menjadikan buku humor ini sebagai buku humor yang berkelas dan bukan kacangan.

Tersenyumlah, dunia akan menjadi milik Anda. Setidaknya, begitu ajakan dari buku ini. Senyum memang sebuah kata sederhana, namun memiliki makna yang sangat berarti. Hanya dengan mengembangkan senyum, sudah dinilai sebagai sedekah. Betapa sederhana tampaknya, namun tak mudah juga melakukannya, kecuali bagi orang-orang berhati ikhlas. Mereka yang mampu tersenyum adalah mereka yang ingin membagi kebahagiaannya dengan orang lain. Mereka yang ingin menggugurkan kesedihannya untuk diganti dengan kepasrahan dan tawakal, yang berujung pada kebahagiaan juga.

Mereka yang pandai tersenyum, adalah mereka yang memiliki kecerdasan emosi tinggi. Mereka mampu mengendalikan emosi dengan baik, hingga dalam keadaan diliputi kesedihan dan kemarahan pun tetap bisa tersenyum dengan manis. Dalam keadaan teraniaya pun tetap mampu tersenyum, memancarkan cahaya keikhlasan dari dalam dadanya.

Dahsyatnya kekuatan senyum, telah mengilhami Aidh Al Qarni, penulis muda yang produktif dari Timur Tengah, menyumbangkan buah karya istimewanya ini, untuk mengajak umat tersenyum. Tersenyumlah, karena senyum tak kalah penting dengan beragam ibadah lainnya. Banyak pakar yang berpendapat bahwa tawa dan senyuman itu merupakan penyebab paling kuat yang mendorong manusia menjadi aktif dan produktif.

Kesimpulan dan saran mereka adalah: semua orang - sesuai dengan posisinya di berbagai profesi jika ingin menikmati hidup yang tenang, nyaman, dan bahagia, hendaknya dia menjadi orang yang ceria, tersenyum dan tertawa. Dengan demikian, dia dapat menciptakan suasana yang jernih dan cair, serta dapat mengusir kejenuhan, kebosanan, dan kesusahan hidup.

Orang China sering mengungkapkan suatu hikmah, "Orang yang tidak tahu bagaimana tersenyum, maka hendaknya dia tidak usah membuka usaha dagang." Sejumlah ilmuwan menyatakan bahwa tawa itu merupakan getaran akal yang melenyapkan ketegangan-ketegangan dalam jumlah yang cukup banyak.

Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa tawa itu (yang proporsional dan pada tempatnya) adalah pelipur hati, obat bagi jiwa, dan kenyamanan bagi pikiran yang jenuh setelah bekerja dan menguras tenaga. Senyum dan tawa itu merupakan salah satu keahlian atau seni hidup, tapi banyak orang yang tidak berminat untuk mempelajarinya meskipun cukup mudah.

About me

    Assalamu'alaikum wr wb,

    Blog ini dikhususkan untuk menyimpan resensi buku-buku Islam dan buku-buku itu bisa berupa buku referensi semisal buku fiqih, hadits dan sebagainya. Atau bisa juga berbentuk novel atau cerita pendek yang masih bernafaskan Islami.

    Beberapa buku di blog ini ada yang ditulis reviewnya sendiri oleh admin, sebagian lainnya dari republika, swaramuslim dan berbagai tempat lainnya di internet.

    Kalau kamu juga punya atau pernah meresensi buku-buku Islam, sharing di blog ini ya. Kamu bisa kirim resensinya (beserta foto bukunya kalau bisa) ke e-mail:
    indrayogi[at]hotmail.com. Ditunggu ya partisipasinya.

    Untuk kiat menulis resensi buku bisa dibaca disini, untuk tips merawat buku, silahkan klik disini dan untuk tips speed & effective reading, klik disini. Semoga blog kecil ini bisa bermanfaat untuk dijadikan referensi dalam memilih dan membeli buku Islam.

    Wassalamu'alaikum wr wb

Previous posts

Powered by Blogger
and Blogger Templates